COACHING


 COACHING

Artikel ini saya buat sebagai tugas sesi koneksi antar materi modul 2.3 (Coaching) Program Guru Penggerak Angkatan 4.

        Sebelum membaca dan memahami materi pada modul ini, jika ada yang menyebut kata "coaching" pikiran saya tertuju pada olahraga. Mungkin karena saya menyukai olahraga. Saya mengartikannya hanya sebatas "melatih". Seperti halnya seorang pelatih (coach) yang melatih atlitnya pada cabang olahraga tertentu. Ternyata setelah saya membaca dan memahami lebih lanjut, pemahaman awal saya tidak sepenuhnya benar. Di bagian awal saya diberikan sebuah cerita ilustrasi yang membantu saya memahami arti coaching sebenarnya. Cerita ilustrasinya begini :

Budi adalah seorang supir taksi berbasis aplikasi di Jakarta. Budi mendapat penumpang Pak Ali yang tujuannya adalah sebuah kampus di Jakarta Selatan. Saat mengantar Pak Ali ke tujuan ternyata jalanan macet. Pak Ali tampak panik karena harus ke tempat tujuan tepat waktu mengingat pentingnya acara tersebut. Budi mengajak Pak Ali berdiskusi untuk menentukan alternatif jalan yang pernah dilalui oleh Pak Ali. Budi bertanya mengenai pengalaman yang dimiliki pak Ali terhadap pilihan-pilihan jalan alternatif tersebut. Budi membantu Pak Ali untuk melakukan analisis dari setiap jalan alternatif yang memungkinkan diambil agar bisa lebih cepat sampai ke tujuan. Dengan berbagai pertimbangan, Pak Ali memutuskan untuk memilih jalan alternatif yang diyakininya lebih cepat dan lancar. Ternyata keputusan Pak Ali tepat dan Pak Ali sampai di tujuan tepat waktu.

        Dari cerita ilustrasi di atas saya sedikit mulai memahami konsep coaching. Dalam materi modul 2.3 ini juga saya dapat membedakan coaching, mentoring, dan konseling. Pada mentoring, seorang mentor (orang yang memberikan mentoring) akan memberi tips dan membagikan pengalamannya kepada mentee (orang yang menerima mentoring), sedangkan konseling merupakan komunikasi dimana konselor (orang yang membimbing) akan membantu menyelesaikan masalah konseli (orang yang dibimbing). Coaching berbeda dari mentoring dan konseling. Pada coaching, seorang coach (orang yang memberikan coaching) akan mendorong dan memfasilitasi coachee (orang yang menerima coaching) menyelesaikan masalahnya sendiri. Coach membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki coachee untuk menyelasaikan masalah yang dihadapinya.

        Praktik coaching memang tidak semudah yang dilihat. Perlu keterampilan komunikasi yang baik bagi seorang coach. Pengalaman akan membuat seseorang menjadi terampil sebagai coach. Seperti pepatah yang mengatakan "Practice makes perfect" yang artinya latihan akan membuat sempurna. Dengan sering mempraktikkan coaching maka akan membuat kita akan terampil menjadi seorang coach.

Penulis mendokumentasikan praktik coaching dengan rekan kerja di sekolah.

        Praktik coaching bila dikaitkan dengan pembelajaran sosial emosional sangat erat. Komunikasi yang baik antara coach dan coachee sangat berperan dalam proses coaching. Kompetensi sosial emosinal seorang coach, terutama kompetensi kesadaran sosial (empati) dan kemampuan berinteraksi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang coach. Seorang coach harus dapat berempati kepada coachee. Selain itu seorang coach harus dapat berinteraksi sosial dengan coachee sehingga coachee dapat mengungkapkan semua masalahnya tanpa ada rasa khawatir dan takut. 

        Praktik coaching dalam modul ini menggunakan model TIRTA yang artinya air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Murid kita analogikan sebagai air. Biarkan ia mengalir merdeka, mengalir lepas ke hilir potensinya. Tugas guru adalah menjaga air itu mengalir tanpa sumbatan. TIRTA sendiri merupakan tahapan dari proses coaching

T = Tujuan

(Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

I = Identifikasi

(Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

R = Rencana Aksi

(Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

TA = Tanggung Jawab

(Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)


Hadi Kurniawan
SMAN 3 Sampit
CGP Angkatan 4 Kab. Kotawaringin Timur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar